Analisis Sumber Modal Kerja
Modal Kerja (Working Capital) adalah modal yang dibutuhkan perusahaan untuk
menjalankan operasi perusahaan sehari-hari.
Modal kerja dibagi menjadi 3 konsep yaitu konsep:
1. kuantitatif: Total modal kerja = total aktiva lncar
2. Kualitatif: Modal kerja = total AL – total HL
3. Fungsional: ada sebagian dana yang akan digunakan untuk memperoleh
atau menghasilkan laba di masa yang akan datang. Misalnya: Bangunan,
mesin-mesin, pabrik, alat-alat kantor dan aktiva tetap lainnya
Catatan:
Apabila Sumber >
Penggunaan berarti mempunyai efek positif terhadap modal kerja
yaitu menambah modal kerja.
Apabila Sumber < Penggunaan berarti
mempunyai efek negatif terhadap modal kerja yaitu memperkecil modal kerja.
Apabila Sumber =
Penggunaan, maka tidak ada efek terhadap modal kerja, yaitu modal
kerja tidak berubah.
Dari tabel diatas dapat kita ketahui bahwa terjadi
kenaikan modal dari tahun 2001 ke 2002 yaitu sebesar Rp 12.000.000 dengan
rincian modal kerja pada tahun 2001 dan 2002 masing-masing Rp 62.600.000 dan Rp
74.600.000
Analisa:
Karena jumlah penggunaan sumber yaitu sebesar Rp205.550.000, maka
penggunaan sebesar Rp 205.550.000 tersebut Penggunaan, maka
tidak ada efek terhadap modal kerja, yaitu modal kerja tidak
berubah. Dari laporan sumber dan penggunaan dana modal kerja diatas,
dapat disimpulkan bahwa penggunaan dana yang paling menonjol adalah untuk cash
deviden, mesin, tanah dan piutang dagang.
Analisis
Break Event Point
Break
Event Point atau BEP adalah suatu
analisis untuk menentukan dan mencari jumlah barang atau jasa yang harus dijual
kepada konsumen pada harga tertentu untuk menutupi biaya-biaya yang timbul
serta mendapatkan keuntungan / profit. Apabila penjualan hanya cukup untuk menutup biaya variabel dan sebagian
biaya tetap, maka perusahaan menderita kerugian. Dan sebaliknya akan memperoleh
memperoleh keuntungan, bila penjualan melebihi biaya variabel dan biaya tetap
yang harus di keluarkan. Analisis BEP
bertujuan untuk menemukan satu titik baik dalam unit maupun rupiah yang
menunjukan biaya sama dengan pendapatan.
Ada 2 alasan mengapa
para pelaku bisnis menerima alasan ini:
·
Analisis ini
berdasarkan pada asumsi yang lugas
·
Perusahaan-perusahaan
telah menemukan bahwa informasi yang didapat dari metode titik impas ini sangat
menguntungkan di dalam pengambilan keputusan
Manfaat
Break Event Point
·
Alat perencanaan
untuk hasilkan laba
·
Memberikan informasi
mengenai berbagai tingkat volume penjualan, serta hubungannya dengan
kemungkinan memperoleh laba menurut tingkat penjualan yang bersangkutan
·
Mengevaluasi laba dari
perusahaan secara keseluruhan
·
Mengganti system
laporan yang tebal dengan grafik yang mudah dibaca dan dimengerti
Metode Break Event Point:
a. Pendekatan Grafik
Break Event Point terjadi pada
titik persilangan antara garis pengahasilan penjualan dan garis total biaya.
b. Metode Trial and Erorr
c. Pendekatan Matematis
Faktor-faktor yang mempengaruhi BEP:
·
Faktor Langsung
-
Biaya Produksi
-
Harga
·
Faktor Tidak Langsung
-
Jumlah Produksi :
Jumlah produksi akan mempengaruhi biaya variable
Rumus
Analisis Break Event
BEP = Total Fixed Cost / (Harga Perunit – Variabel Cost
Perunit)
Contoh
Diketahui
PT. Gear Second memiliki usaha di bidang alat perkakas martil dengan data
sebagai berikut:
- Kapasitas produksi yang mampu
dipakai 100.000 unit mesin martil.
- Harga jual persatuan
diperkirakan Rp. 5000,- unit
- Total biaya tetap sebesar Rp.
150.000.000,- dan total biaya variabel sebesar Rp.250.000.000,-
Perincian masing-masing biaya adalah sebagai
berikut :
- Fixed Cost
Overhead Pabrik : Rp.
60.000.000,-
Biaya disribusi
: Rp. 65.000.000,-
Biaya administrasi : Rp. 25.000.000,-
Total FC :
Rp.150.000.000,-
- Variable Cost
Biaya bahan
: Rp. 70.000.000,-
Biaya tenaga kerja : Rp. 85.000.000,-
Overhead pabrik : Rp.
20.000.000,-
Biaya distribusi : Rp. 45.000.000,-
Biaya administrasi : Rp. 30.000.000,-
Total VC
:
Rp.250.000.000,-
Penyelesaian
untuk mendapatkan BEP dalam unit maupun rupiah.
Penyelesaian:
Kapasitas
produksi
100.000 unit
Harga jual per unit
Rp. 5000,-
Total Penjualan 100.000 unit x Rp 5000,- = Rp. 500.000.000,-
Untuk mencari BEP dalam unit adalah sebagai berikut :
Keterangan : Jadi perusahaan harus menjual 60.000 Unit perkakas
martil agar BEP.
Kemudian,
mencari BEP dalam rupiah adalah sebagai berikut :
Keterangan : Jadi perusahaan harus mendapatkan omset sebesar Rp.
300.000.000,- agar terjadi BEP.
Untuk membuktikan kedua hasil tersebut dengan :
BEP = Unit BEP x harga jual unit
BEP = 60.000 unit x Rp.5000 = Rp.300.000.000,-
Sumber: