Sabtu, 30 April 2016

Tulisan 3 - Analisis Sumber Modal Kerja dan Break Event Point



Break Event Point

Break Event Point memerlukan komponen penghitungan dasar seperti berikut ini:
1.      Fixed Cost. Komponen ini merupakan biaya yang tetap atau konstan jika adanya tindakan produksi atau meskipun perusahaan tidak berproduksi. Contoh biaya ini yaitu biaya tenaga kerja, biaya penyusutan mesin, dll.
2.      Variabel Cost. Komponen ini merupakan biaya per unit yang sifatnya dinamis tergantung dari tindakan volume produksinya. Jika produksi yang direncanakan meningkat, berarti variabel cost pasti akan meningkat. Contoh biaya ini yaitu biaya bahan baku, biaya listrik, dll.
3.      Selling Price. Komponen ini adalah harga jual per unit barang atau jasa yang telah diproduksi.

Rumus yang digunakan untuk analisis Break Event Point ini terdiri dari dua macam sebagai berikut:
1.      Dasar Unit Berapa unit jumlah barang/jasa yang harus dihasilkan untuk mendapat titik impas: BEP = FC /(P-VC)
2.      Dasar Penjualan Berapa rupiah nilai penjualan yang harus diterima untuk mendapat titik impas: FC/ (1 – (VC/P))* Penghitungan (1 – (VC/P)) biasa juga disebut dengan istilah Margin Kontribusi Per Unit


Sumber:

Analisis Sumber Modal Kerja dan Break Event Point


Analisis Sumber Modal Kerja

Modal Kerja (Working Capital) adalah modal yang dibutuhkan perusahaan untuk menjalankan operasi perusahaan sehari-hari.


Modal kerja dibagi menjadi 3 konsep yaitu konsep:

1.      kuantitatif: Total modal kerja = total aktiva lncar

2.      Kualitatif: Modal kerja = total AL – total HL

3.      Fungsional: ada sebagian dana yang akan digunakan untuk memperoleh atau menghasilkan laba di masa yang akan datang. Misalnya: Bangunan, mesin-mesin, pabrik, alat-alat kantor dan aktiva tetap lainnya

Catatan:
Apabila Sumber > Penggunaan berarti mempunyai efek positif terhadap modal kerja yaitu menambah modal kerja.
Apabila Sumber < Penggunaan berarti mempunyai efek negatif terhadap modal kerja yaitu memperkecil modal kerja.
Apabila Sumber = Penggunaan, maka tidak ada efek terhadap modal kerja, yaitu modal kerja tidak berubah.




Dari tabel diatas dapat kita ketahui bahwa terjadi kenaikan modal dari tahun 2001 ke 2002 yaitu sebesar Rp 12.000.000 dengan rincian modal kerja pada tahun 2001 dan 2002 masing-masing Rp 62.600.000 dan Rp 74.600.000




Analisa: Karena jumlah penggunaan  sumber yaitu sebesar Rp205.550.000, maka penggunaan sebesar Rp 205.550.000 tersebut Penggunaan, maka tidak ada efek terhadap modal kerja, yaitu modal kerja tidak berubah. Dari laporan sumber dan penggunaan dana modal kerja diatas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan dana yang paling menonjol adalah untuk cash deviden, mesin, tanah dan piutang dagang.


Analisis Break Event Point

Break Event Point atau BEP adalah suatu analisis untuk menentukan dan mencari jumlah barang atau jasa yang harus dijual kepada konsumen pada harga tertentu untuk menutupi biaya-biaya yang timbul serta mendapatkan keuntungan / profit. Apabila penjualan hanya cukup untuk menutup biaya variabel dan sebagian biaya tetap, maka perusahaan menderita kerugian. Dan sebaliknya akan memperoleh memperoleh keuntungan, bila penjualan melebihi biaya variabel dan biaya tetap yang harus di keluarkan. Analisis BEP bertujuan untuk menemukan satu titik baik dalam unit maupun rupiah yang menunjukan biaya sama dengan pendapatan.
Ada 2 alasan mengapa para pelaku bisnis menerima alasan ini:
·         Analisis ini berdasarkan pada asumsi yang lugas
·         Perusahaan-perusahaan telah menemukan bahwa informasi yang didapat dari metode titik impas ini sangat menguntungkan di dalam pengambilan keputusan


Manfaat Break Event Point
·         Alat perencanaan untuk hasilkan laba
·         Memberikan informasi mengenai berbagai tingkat volume penjualan, serta hubungannya dengan kemungkinan memperoleh laba menurut tingkat penjualan yang bersangkutan
·         Mengevaluasi laba dari perusahaan secara keseluruhan
·         Mengganti system laporan yang tebal dengan grafik yang mudah dibaca dan dimengerti


Metode Break Event Point:
a.       Pendekatan Grafik 
Break Event Point terjadi pada titik persilangan antara garis pengahasilan penjualan dan garis total biaya.
b.      Metode Trial and Erorr
c.       Pendekatan Matematis

Faktor-faktor yang mempengaruhi BEP:
·         Faktor Langsung 
-          Biaya Produksi
-          Harga
·         Faktor Tidak Langsung
-          Jumlah Produksi : Jumlah produksi akan mempengaruhi biaya variable

Rumus Analisis Break Event
BEP = Total Fixed Cost / (Harga Perunit – Variabel Cost Perunit)

Contoh
Diketahui PT. Gear Second memiliki usaha di bidang alat perkakas martil  dengan data sebagai berikut:
  1. Kapasitas produksi yang mampu dipakai 100.000 unit mesin martil.
  2. Harga jual persatuan diperkirakan Rp. 5000,- unit
  3. Total biaya tetap sebesar Rp. 150.000.000,- dan total biaya variabel sebesar Rp.250.000.000,-
Perincian masing-masing biaya adalah sebagai berikut :
  1. Fixed Cost
Overhead Pabrik :     Rp.  60.000.000,-
Biaya disribusi :          Rp.  65.000.000,-
Biaya administrasi : Rp.  25.000.000,-
Total FC :                  Rp.150.000.000,-
  1. Variable Cost
Biaya bahan    :          Rp.  70.000.000,-
Biaya tenaga kerja : Rp.  85.000.000,-
Overhead pabrik :    Rp.  20.000.000,-
Biaya distribusi : Rp.  45.000.000,-
Biaya administrasi : Rp.  30.000.000,-
Total VC :                    Rp.250.000.000,-
Penyelesaian untuk mendapatkan BEP dalam unit  maupun rupiah.

Penyelesaian:
Kapasitas produksi              100.000 unit
Harga jual per unit               Rp. 5000,-
Total Penjualan 100.000 unit x Rp 5000,- = Rp. 500.000.000,-
Untuk mencari BEP dalam unit adalah sebagai berikut :
Keterangan : Jadi perusahaan harus menjual 60.000 Unit perkakas martil agar BEP.
Kemudian, mencari BEP dalam rupiah adalah sebagai berikut :
Keterangan : Jadi perusahaan harus mendapatkan omset sebesar Rp. 300.000.000,- agar terjadi BEP.

Untuk membuktikan kedua hasil tersebut dengan :
BEP = Unit BEP x harga jual unit
BEP = 60.000 unit x Rp.5000 = Rp.300.000.000,-



Sumber: