Rabu, 06 Mei 2015

Softskill - Mengenali Peluang Usaha & Model Pengembangan Rintisan Baru



Mengenali Peluang Usaha & Model Pengembangan Rintisan Baru

A.    Mengenali Peluang Dan Memilih Peluang Yang Tepat
Beberapa langkah untuk mengenali dan memilih peluang bisnis yang tepat antara lain :
1.       Tentukan tujuan besar yang hendak dicapai
2.       Buat daftar ide usaha
3.       Nilai kemampuan pribadi
4.       Pilih criteria
5.       Membandingkan dan dapatkan saran dari pengusaha, konsultan, dan mentor
6.       Nilai keadaan bisnis saat ini dan masa mendatang melalui riset
7.       Tetapkan pilihan

B.     Cara Memasuki Dunia Usaha
Cara-cara yang dapat dilakukan oleh seseorang untuk memulai bisnis (usaha), baik itu dilakukannya sendiri maupun bersama teman-teman , adalah sebagai berikut:
1.        Memulai bisnis baru
Yaitu membentuk dan mendirikan usaha dengan menggunakan modal, ide, organisasi, dan manajemen yang dirancang sendiri.
2.        Membeli bisnis yang sudah ada
Yaitu membeli perusahaan yang telah didirikan dan dikelola oleh orang lain dengan nama (goodwill) dan organisasi usaha yang sudah ada.
3.        Mengembangkan bisnis yang sudah ada
Biasanya terjadi pada perusahaan keluarga.
4.        Memilih usaha franchise
Yaitu suatu bentuk usaha kerja sama antara perwaralaba (franchisor) dengan terwaralaba (franchisee) dalam mengadakan persetujuan jual beli hak monopoli untuk menyelenggarakan usaha.

C.    Merintis Usaha Baru
Ada beberapa unsur yang harus diperhatikan dalam merintis perusahaan baru, di antaranya:
1.      Bidang dan Jenis Usaha yang Dimasuki
Pemilihan jenis usaha tergantung pada kebutuhan pasar dan sumber-sumber yang tersedia. Beberapa bidang usaha yang bisa dimasuki, diantaranya:
a.       Bidang Usaha Pertanian (Agriculture), meliputi usaha pertanian, kehutanan, perikanan, dan perkebunan;
b.      Bidang usaha pertambangan (Mining), meliputi usaha galian pasir, galian tanah, batu dan bata.
c.       Bidang Usaha Pabrikasi (Manufacturing), meliputi usaha industri, assemblasi dan sintesis.
d.      Bidang Usaha Konstruksi (Construction), meliputi usaha konstruksi bangunan, jembatan, pengairan dan jalan raya.
e.       Bidang Usaha Perdagangan (Trade),  meliputi usaha  perdagangan kecil,  grosir, agen,  dan ekspor-impor.
f.       Bidang Usaha Jasa Keuangan (Financial Service), meliputi usaha perbankan, asuransi dan koperasi.
g.       Bidang Usaha Jasa Perorangan (Personal Service), meliputi usaha potong rambut, salon, laundry dan catering.
h.      Bidang Jasa-jasa Umum (Public Service), meliputi usaha pengangkutan, pergudangan, wartel dan distribusi.
i.        Bidang Usaha Jasa Wisata (Tourism), meliputi usaha jasa parawisata, pengusahaan objek dan daya tarik wisata dan usaha sarana wisata.
2.      Bentuk Usaha dan Bentuk Kepemilikan Perusahaan
Pemilihan bentuk kepemilikan badan usaha ditentukan oleh besar kecilnya skala usaha dan sumber daya yang dimiliki.  Beberapa bentuk kepemilikan usaha yang bisa dipilih, diantaranya: Perusahaan Perorangan (soleproprietorship), Persekutuan (partnership), Perseroan (Corporation), Firma.
3.      Tempat Usaha Yang Akan Dipilih
Pemilihan tempat usaha harus mempertimbangkan aspek efisiensi dan efektifitas, dengan mempertimbangkan beberapa hal di bawah ini:
a.       Apakah tempat usaha tersebut mudah dijangkau oleh konsumen atau pelanggan atau pasar?  Bagaimana akses pasarnya?
b.      Apakah tempat usaha dekat ke sumber tenaga kerja?
c.       Apakah dekat ke akses bahan baku dan bahan penolong lainnya seperti alat angkut dan jalan raya?
4.      Organisasi Usaha yang Akan Digunakan
Kompleksitas organisasi usaha tergantung pada lingkup atau cakupan usaha, semakin besar lingkup usaha, semakin kompleks organisasinya. Sebaliknya, semakin kecil lingkup usaha, maka semakin sederhana organisasinya.
5.      Lingkungan Usaha
Lingkungan usaha dapat menjadi pendorong maupun penghambat jalannya perusahaan.  Lingkungan mikro dan lingkungan makro berpengaruh terhadap kegagalan dan keberhasilan usaha. Lingkungan mikro adalah lingkungan yang ada kaitannya dengan operasional perusahaan, seperti pemasok, karyawan, pemegang saham, manajer, direksi, distributor, pelanggan/konsumen dan lainnya. Sedangkan Lingkungan makro adalah lingkungan diluar perusahaan yang dapat mempengaruhi daya hidup perusahaan secara keseluruhan, meliputi lingkungan ekonomi, lingkungan teknologi, lingkungan sosial, lingkungan sosiopolitik, lingkungan demografi dan gaya hidup.

D.    Bentuk Usaha dan Bentuk Kepemilikan Yang Akan Dipilih
Beberapa bentuk kepemilikan usaha yang dapat dipilih, diantaranya:
a.       Perusahaan Perorangan (soleproprietorship)
Yaitu suatu perusahan yang dimiliki dan diselenggarakan oleh satu orang
b.      Persekutuan (partnership)
Yaitu suatu asosiasi yang didirikan oleh dua orang atau lebih yang menjadi pemilik bersama dari suatu perusahaan
c.       Perseroan (Corporation)
Yaitu suatu perusahaan yang anggotanya terdiri atas para pemegang saham (pesero/stockholder), yang mempunyai tanggung jawab terbatas terhadap utang-utang perusahaan sebesar modal yang disetor.
d.      Firma
Suatu persekutuan yang menjalankan perusahaan di bawah nama bersama. Apabila untung, maka keuntungan dibagi bersama, sebaliknya bila rugi ditanggung bersama.

E.     Struktur Organsasi Yang Akan Dikembangkan
Kompleksitas organisasi usaha tergantung pada lingkup atau cakupan usaha yang akan dimasuki. Semakin besar lingkup usaha, semakin kompleks organisasinya sebaliknya semakin kecil lingkup usaha, maka semakin sederhana organisasi ada lingkup atau skala usaha kecil, organisasi usaha pada umumnya dikelola sendiri. Pengusaha kecil pada umumnya berperan sebagai small business owner manager atau small business operator. Meskipun pengusaha usaha kecil identik dengan owner business manager, jika skala dan lingkup usahanya semakin besar, maka pengelolaannya tidak bisa dikerjakan sendiri akan tetapi harus melibatkan orang lain. Bagian-bagian kegiatan bisnis tertentu seperti bagian penjualan, bagian pembelian, bagian administrasi, dan bagian keuangan masing-masing memerlukan tenaga tersendiri dan perlu bantuan orang lain.
Dalam perusahaan yang lebih besar seperti Perseroan Terbatas (PT) dan CV, maka organisasi perusahaan lebih kompleks lagi. Secara hierarkis, organisasi perusahaan terdiri dari beberapa tingkatan, yaitu rapat umum pemegang saham, dewan komisaris, dewan direktur, dan tim manajer. Rapat pemegang saham dalam perusahaan besar adalah pemegang kekuasaan tertinggi yang bertugas mengangkat dewan komisaris dan dewan direksi. Tugas dewan komisaris adalah mengawasi tindak-tanduk direksi dalam menjalankan perusahaannya. Untuk menjamin kelancaran perusahaan, dalam melaksanakan tugasnya direksi mengangkat beberapa orang manajer.

F.     Lingkungan Usaha Yang Harus Diperhatikan
Lingkungan usaha dapat menjadi pendorong maupun penghambat jalannya perusahaan. Lingkungan yang dapat mempengaruhi jalannya usaha/perusahaan adalah lingkungan mikro dan lingkungan makro.
Lingkungan mikro adalah lingkungan yang ada kaitan langsung dengan operasional perusahaan, seperti pemasok, karyawan, pemegang saham, majikan, manajer, direksi, distributor, pelanggan/konsumen, dan lainnya.
Lingkungan makro adalah lingkungan diluar perusahaan yang dapat mempengaruhi daya hidup perusahaan secara keseluruhan, meliputi lingkungan ekonomi, lingkungan teknologi, lingkungan sosial, lingkungan sosiopolitik, lingkungan demografi dan gaya hidup.

G.    Mengembangkan Usaha Secara Eksternal (Memberi Merger Waralaba)
Merger adalah proses difusi atau penggabungan dua perseroan dengan salah satu di antaranya tetap berdiri dengan nama perseroannya sementara yang lain lenyap dengan segala nama dan kekayaannya dimasukan dalam perseroan yang tetap berdiri tersebut.
Merger terbagi menjadi tiga, yaitu:
·         Merger horizontal, adalah merger yang dilakukan oleh usaha sejenis (usahanya sama), misalnya merger antara dua perusahaan roti, perusahaan sepatu.
·         Merger vertikal, adalah merger yang terjadi antara perusahaan-perusahaan yang saling berhubungan, misalnya dalam alur produksi yang berurutan. Contohnya: perusahaan pemintalan benang merger dengan perusahaan kain, perusahaan ban merger dengan perusahaan mobil.
·         Konglomerat ialah merger antara berbagai perusahaan yang menghasilkan berbagai produk yang berbeda-beda dan tidak ada kaitannya, misalnya perusahaan sepatu merger dengan perusahaan elektronik atau perusahaan mobil merger dengan perusahaan makanan. Tujuan utama konglomerat ialah untuk mencapai pertumbuhan badan usaha dengan cepat dan mendapatkan hasil yang lebih baik.
Waralaba (Franchise) merupakan sistem usaha yang tidak memakai modal sendiri, artinya untuk membuka gerai waralaba cukup menggunakan modal milik investor lain. Seorang franchise (pembeli usaha waralaba) harus memenuhi syarat-syarat khusus yang ditetapkan oleh franchisor (perusahaan waralaba), karena pada franchise akan menggunakan merek yang sama dengan franchisor sehingga harus memiliki standar yang sama. Keuntungan yang diperoleh investor waralaba antara lain terhindar dari biaya trial and error, karena sudah terlebih dahulu dikeluarkan oleh pemilik usaha.


Sumber :

Softskill - Business & Marketing Plan

Business & Marketing Plan

A.    Pengertian Business Plan
-          Business Plan menurut Hisrich and Peters:
The business plan is a written document prepared by the entrepeneur that describe all the relevant external and internal elements involved in starting a new venture. It is often an integration of functional plans such as marketing, finance, manu­facturing and human resources.” (Hisrich,Peter, 1995:113).

Business plan adalah dokumen tertulis yang disiapkan oleh wirausaha yang mengambarkan semua unsur-unsur yang relevan baik internal, maupun eksterhal mengenai perusahaan untuk memulai sewaktu usaha. Isinya Bering merupakan perencanaan terpadu menyangkut pemasaran, permodalan, manufaktur dan sumber daya manusia.

-          Business Plan menurut Megginson:
It is a written statement setting forth the business's mission and objectives, its operational and financial details, its ownership and management structure and how it hopes to achieve its objectives.” (Megginson, 2000)

Business plan adalah suatu rencana tertulis yang memuat mini dan tujuan bisnis, cara kerja dan rincian keuangan/permodalan susunan para pemilik dan manajemen dan bagaimana cara mencapai tujuan bisnisnya.

-          Business Plan menurut Bygrave:
A business plan is a document that convincingly demonstrates the ability of your business to sell enough of its product or service to make a satisfactory profit and be attractive to potential backers.”
A better definition: A business plan is a selling document that conveys the excitement and promise of your business to any potential backers or stake­holders. (Bygrave 1994: 114)

Business Plan merupakan suatu dokumen yang menyatakan keyakinan akan kemampuan sebuah bisnis untuk menjual barang atau jasa dengan menghasilkan keuntungan yang memuaskan dan menarik bagi penyandang dana.
Definisi yang lebih baik menyatakan bahwa Business Plan adalah sebuah selling document yang mengungkapkan daya tarik dan harapan sebuah bisnis kepada penyandang dana potensial.

Jadi, business plan adalah dokumen tertulis yang disiapkan oleh wirausaha yang mengambarkan semua unsur-unsur yang relevan baik internal, maupun eksternal mengenai perusahaan untuk memulai sewaktu usaha.

B.     Kerangka Rencana Usaha
Perencanaan usaha pada umumnya disusun dengan memuat pokok-pokok perencanaan, antara lain:
1.      Nama perusahaan
Nama yang diciptakan untuk sebuah usaha harus dipikirkan secara baik-baik karena nama perusahaan ini akan berdampak jangka panjang.
2.      Lokasi
a. Lokasi perusahaan: lokasi yang dijadikan pusat peredaran usaha.
b. Lokasi pertokoan: lokasi yang digunakan untuk pendistribusian atau pemasaran produk ke konsumen.
d. Lokasi perkantoran: lokasi yang dijadikan tempat bekerjanya para karyawan untuk mencapai target atau tujuan usaha.
e. Lokasi pabrik: lokasi yang digunakan dalam pengolahan bahan mentah menjadi barang jadi atau barang siap konsumsi.
3.      Komoditi yang diusahakan
Merupakan fasilitas yang digunakan untuk menarik konsumen. Biasanya komoditi ada guna menunjang kualitas yang ingin di tunjukan pihak perusahaan kepada investor.
4.      Konsumen yang dituju
Merupakan sekelompok orang atau perkumpulan yang akan menggunakan produk usaha secara teratur.
5.      Pasar yang akan dimasuki
Segmen pasar yang dimaksud ialah pengelompokan masyarakat yang memiliki respon positif kepada produk usaha.
6.      Partner yang akan diajak kerjasama
Orang yang dipercaya dapat membantu pelancaran usaha. Biasanya patner yang dipilih yaitu teman dekat, keluarga atau pun orang yang telah memiliki nama baik di dunia usaha.
7.      Personal yang dipercaya untuk menjalankan perusahaan
Memilih orang yang dipercaya juga. Pengertiannya hampir sama dengan partner yang akan diajak kerjasama.
8.      Jumlah modal yang diharapkan dan yang tersedia
Modal yang diharapkan adalah kisaran modal yang harus tersedia untuk pembelian bahan produksi, alat - alat penolong, dan sumber daya manusia. Sedangkan  modal yang tersedia adalah modal yang sudah ada.
9.      Peralatan perusahaan yang perlu disediakan
Peralatan yang perlu disediakan, adalah peralatan yang sesuai dengan kepentingan usaha.
10.  Penyebaran informasi/promosi
Yaitu memberitahu keunggulan dari produk tersebut. Biasanya dapat berupa brosur, iklan, atau bahkan diskon.

C.    Bentuk Formal Perencanaan Usaha (Business Plan Form)
1.      Halaman depan
2.      Daftar isi
3.      Rangkuman eksekutif
4.      Penjelasan tentang perusahaan
5.      Pemasaran
6.      Barang dan jasa yang dihasilkan
7.      Usaha meningkatkan penjualan
8.      Permodalan
9.      Apendix

D.    Ruang Lingkup Marketing Plan
Untuk menyusun marketing plan maka perlu dijawab tiga pertanyaan berikut:
Where have we been?
Where do we want to go?
How do we get there?
(Hisrich-Peters, 1905:139)
Marketing Plan adalah perencanaan yang mencakup analisa situasi perusahaan dan lingkungannya menganalisa dan penilaian peluang, kekuatan, kelemahan, kendala yang dihadapi pasar. Juga harus digambarkan sasaran konsumen dan strategi pemasaran yang digunakan.
(Bygrave, 1974:
Inti dari kegiatan marketing plan ;
1. Analisa siatuasi lingkungan dan peluang pasar
2. Mengembangkan sasaran pemasaran
3. Menetapkan strategi pemasaran
4. Menciptakan taktik atau tindakan pelaksanaan

Kriteria marketing plan yang baik adalah :
1. Berdasarkan fakta dan asumsi yang benar
2. Teknik promosi yang efektif
3. Respon perubahan harga di pasar
4. Jaringan saluran distribusi
5. Keadaan persaingan yang sehat
6. S W O T perusahaan yang baik
7. Sumberdaya yang memadai

E.     Tiga Komponen Marketing Plan
Sasaran utama Marketing ialah kepuasan konsumen. Untuk mencapai sasaran tersebut, ada tiga komponen yang penting yaitu:
-         Customer Needs and Wants
Yaitu mengharuskan produsen memahami dan berusaha mengikuti kebutuhan dan selera konsumen. 
-           Organizationally Integrated Marketing Strategy
yaitu organisasi yang terintegrasi, yang utuh. Walaupun bisnis sudah bertumbuh, namun harus mempunyai pandangan yang sama, langsung atau tidak langsung harus selalu membuat konsumen mempunyai persepsi yang baik terhadap perusahaan.
-         Goals Achievemen
Yaitu untuk meningkatkan volume penjualan, membuat kegiatan marketing lebih efektif yang menunjang terhadap penjualan yang menguntungkan. Tujuan lainnya ialah meningkatkan image terhadap perusahaan, dan memperluas market share.

F.     Siklus Kehidupan Produk & Strategi Pemasarannya
Siklus kehidupan produk terdiri dari 5 tingkatan:
1.      Tahap Introduksi
2.      Tahap Pengembangan
3.      Tahap Kematangan
4.      Tahap Menurun
5.      Tahap di tinggalkan
Strategi pemasarannya
Memilih dan menganalisa pasar sasaran yang merupakan suatu kelompok orang yang ingin di capai oleh perusahaan dan menciptakan suatu baruan pemasaran yang cocok dan yang dapat memuaskan pasar sasaran tersebut.

G.    Marketing Mix
Pengertian marketing mix secara bahasa adalah bauran pemasaran. Sedangkan menurut istilah marketing mix adalah strategi pemasaran yang dilaksanakan secara terpadu atau bersamaan dalam menerapkan elemen strategi yang ada dalam marketing mix tersebut.
Marketing Mix = Bauran Pemasaran
Adapun unsur-unsur marketing mix:
-          Product
-          Price
Pengaruh produsen ; harga setinggi mungkin (skiming price), harga serendah mungkin (penetration price).
Pengaruh grosir ; pemberian diskon.
Pengaruh retailer ; perkiraan harga jual (margin pricing), pengelompokan serial (price lining), peningkatan reputasi (competitors price), penilaian harga (judgement price), penetapan harga (customary prices), harga ganjil (odd prices), kombinasi barang dengan satu harga/paket (combination offers).
-          Place (saluran distribusi)
-          Promotion
Advertising (sponsor/iklan), personal selling (percakapan), sales promotion (penawaran), public relations (pencitraan yang baik ke masyarakat).
-          People
-          Physical Evidence (bukti fisik pada bidang jasa)
-          Process

H.    Menyusun Marketing Plan 
Format perencaan pemasaran pada setiap perusahaan tidak mesti sama, akan tetapi tergantung dari bentuk perusahaan yang akan melakukan pemasaran. Sebagai acuan, berikut contoh format marketing plan yang biasa digunakan:
1. Analisa Situasi (SWOT) Perusahaan
2. Tujuan Pemasaran
3. Strategi Inti atau Utama
4. Jadwal Pelaksanaan
5. Anggaran Pemasaran
6. Pengawasan atau Kontrol


Sumber: