Rabu, 12 November 2014

Softskill (Seni)



Seni Lukis

Seni pada mulanya adalah proses dari manusia. Dewasa ini, seni bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari kreativitas manusia. Seni juga dapat diartikan dengan sesuatu yang diciptakan manusia yang mengandung unsur keindahan.
Definisi Seni menurut Para Ahli:
·         Alexander Baum Garton
Seni adalah keindahan dan seni adalah tujuan yang positif menjadikan penikmat merasa dalam kebahagiaan.
·         Aristoteles 
Seni adalah bentuk yang pengungkapannya dan penampilannya tidak pernah menyimpang dari kenyataan dan seni itu adalah meniru alam.
·         Immanuel Kant 
Seni adalah sebuah impian karena rumus rumus tidak dapat mengihtiarkan kenyataan.
·         Ki Hajar Dewantara 
Seni merupakan hasil keindahan sehingga dapat menggerakkan persasaan indah orang yang melihatnya, oleh karena itu perbuatan manusia yang dapat mempengaruhi dapat menimbulkan perasaan indah itu seni.
·         Leo Tolstoy 
Seni adalah ungkapan perasaan pencipta yanng disampaikan kepada orang lain agar mereka dapat merasakan apa yang dirasakan pelukis.
·         Sudarmaji 
Seni adalah segala manifestasi batin dan pengalaman estetis dengan menggunakan media bidang, garis, warna, tekstur, volume dan gelap terang.



Seni lukis merupakan salah satu cabang dari seni rupa. Dengan dasar pengertian yang sama, seni lukis adalah sebuah pengembangan yang lebih utuh dari menggambar.
Melukis adalah kegiatan mengolah medium dua dimensi atau permukaan dari objek tiga dimensi untuk mendapat kesan tertentu. Karya seni dua dimensi yang bisa mengungkapkan pengalaman atau perasaan si pencipta. Pelukis yang sedang sedih akan tercipta karya yang bersifat susah, sedangkan pelukis yang sedang gembira akan tercipta karya yang riang. Karya tersebut terlihat pada goresan, garis-garis dan pewarnaan.
Medium lukisan bisa berbentuk apa saja, seperti kanvas, kertas, papan, dan bahkan film di dalam fotografi bisa dianggap sebagai media lukisan. Alat yang digunakan juga bisa bermacam-macam, dengan syarat bisa memberikan imaji tertentu kepada media yang digunakan.
Bedasarkan media dan tehniknya, seni lukis dapat dibedakan menjadi:
1.      Lukisan Cat Minyak (Oil Painting)
Adalah lukisan cat yang berupa tepung atau pasta yang dicampurkan oleh minyak atau lin oil. Alat yang digunakan adalah kuas atau pisau palet.
2.      Lukisan Cat Air (Water Color )
Adalah lukisan yang mengunakan media cat cair yang memiloki sifat trasparan (tembus pandang).
3.      Lukisan Pastel (Oil Pastel)
Adalah lukisan yang menggunakan butiran pigmen warna yang telah di padatkan seperti batang kapur.
4.      Lukisan Arang (Conte)
Dapat menghasilkan lukisan yang berkesan gelap terang. Pengaturan nuansa betuk dan cahaya sangat menonjol dari lukisan ini.
5.      Lukisan Al-fresco
Termasuk jenis lukisan dinding (mural). Al fresco sendiri mengandung arti fresh atau segar.
6.      Lukisan Al Secco
Media yang digunakan untuk lukisan al secco sama dengan lukisan al fresco, namun lukisan al secco dilukis setelah temboknya telah kering.
7.      Lukisan Tempera
Lukisan yang dibuat di tembok (mural). Setelah tembok kering, catnya di aduk dengan perekat, bahkan ada kalanya cat air dicampur dengan putih telur sehingga hasilnya seperti cat minyak.
8.      Lukisan Azalejo
Adalah lukisan yang dikarjakan dengan cara menempel potongan dari suatu bentuk tertentu sesuai dengan pola gambar.
Seni lukis sebagai ekspresi dari rasa seni merupakan suatu proses kreativitas dalam perkembangan hidup manusia yang berekspresi dengan segala daya cipta, rasa, dan karsa yang memerlukan pengorbanan waktu, materi, dan ketekunan.
Seperti gambar, lukisan kebanyakan dibuat di atas bidang datar seperti dinding, lantai, kertas, atau kanvas. Dalam pendidikan seni rupa modern di Indonesia, sifat ini disebut juga dengan dwi-matra (dua dimensi, dimensi datar).
Objek yang sering muncul dalam karya-karya purbakala adalah manusia, binatang, dan objek-objek alam lain seperti pohon, bukit, gunung, sungai, dan laut. Bentuk dari objek yang digambar tidak selalu serupa dengan aslinya. Ini disebut citra dan itu sangat dipengaruhi oleh pemahaman si pelukis terhadap objeknya. Misalnya, gambar seekor banteng dibuat dengan proporsi tanduk yang luar biasa besar dibandingkan dengan ukuran tanduk asli. Pencitraan ini dipengaruhi oleh pemahaman si pelukis yang menganggap tanduk adalah bagian paling mengesankan dari seekor banteng. Karena itu, citra mengenai satu macam objek menjadi berbeda-beda tergantung dari pemahaman budaya masyarakat di daerahnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar